PELATIHAN PENGEMBANGAN DIRI

Dalam rangka Program Orientasi, Stube-HEMAT mengadakan Pelatihan Pengembangan Diri untuk mahasiswa, khususnya mahasiswa baru. Pelatihan ini diadakan pada 20-22 Februari 2009 di Wisma Kinasih, Kaliurang dan mengambil tema “Ayo, Optimalkan Potensi Dirimu”.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan: mengenal potensi diri mahasiswa dan cara pengembangannya, membangun kepemimpinan, menawarkan sarana untuk pembentukan dan pengembangan diri mahasiswa, dan memperkenalkan Stube-HEMAT Yogyakarta kepada mahasiswa. Pelatihan ini menghadirkan fasilitator 1) Pdt. Mathelda Yeanne Tadu, S.Th, untuk materi Mengenal Potensi Diri, 2) Pdt. Novembri Choeldahono, MBA untuk materi Kepemimpinan Kristiani dan pengembangan diri, dan 3) Tim Gloria Edukasindo untuk materi MBTI dan team building. Sesi Optimalisasi Potensi Diri oleh Pdt. Mathelda Yeanne Tadu, S.Th

Sesi ini merupakan pengantar untuk sesi-sesi selanjutnya. Fasilitator mengajak peserta menggali dan mengoptimalkan potensi diri mereka.

Menggali potensi dapat dilakukan dengan cara: 1) mengenali diri sendiri, 2) menentukan tujuan dari hidup, 3) mengenali motivasi hidup, dan 4) menghilangkan pikiran negatif. Mengapa kita perlu tahu siapa diri kita?

Kita merupakan manusia yang merupakan gambaran Allah/ Imago Dei. Kita menyadari tanggungjawab kita berada di bumi ini. Dan kita akan bisa mengasihi orang lain seperti diri sendiri kalau kita mengenal diri kita sehingga dapat mencintai diri kita sebagai ciptaan Allah. Dengan mengetahui diri kita maka kita mengetahui talenta yang kita punya. Hal yang paling esensial dari manusia adalah pengenalan diri pribadi. Kita dapat mempertanyakan diri yang hakiki. Kita dapat menggali potensi yang hakiki dalam diri kita. Cara kita mengenal diri kita menentukan cara kita bertindak dan berperilaku dan bersikap. Kesadaran diri sebagai mahluk yang luar bisa, dapat digunakan untuk mengatur kehidupan menjadi lebih baik dan berguna.
Jawaban atas pertanyaan “Siapakah aku” sangat menentukan bagaimana “aku” menjalani hidup ini. Kenapa penting melakukan pengenalan diri? Karena ada titik-titik kritis dalam pertumbuhan sehubungan dengan identitas diri. Dengan mengenal potensi kita, dapat melihat kekuatan kita.
Di akhir peserta, peserta diajak untuk membuat mind map berkaitan dengan diri dan tujuan hidupnya, talenta apa saja yang dapat dioptimalkan, dan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.

Sesi Memahami Kepemimpinan, tipe, dan aplikasinya oleh Pdt. Novembri Choeldahono, MBA

Sebagai pemimpin jangan anda ditekan oleh keadaan. Dalam lingkaran pengaruh jangan tertekan karena pencitraan diri anda akan rendah. Pengkotbah atau pembicara harus bisa mempengaruhi orang lain. Kembangkan energi positif dalam diri anda, runtuhkan energi negatif dalam diri anda.

Apakah Kepemimpinan itu ?
Leadership= leader + ship : seorang dirigen; para pemain musik dapat memainkan musik dengan indah karena dipandu, diatur oleh dirigen. Kepemimpinan yaitu kemampuan bersikap interpersonal yang menyebabkan seseorang atau kelompok melakukan apa yang pemimpin inginkan.


Tipe-tipe kepemimpinan antara lain:

Tipe P
1. Apakah anda tipe orang yang ramah/murah hati
2. Apakah anda tipe orang bersahabat
3. Tulus
4. Bersikap positip
5. Peka pada orang
6. Senang bicara atau suka mendramatisir
7. Antusias
8. Jarang cemas
9. Tidak produktif
10. Berbelas kasihan
11. Susah disiplin atau teratur
12. Mudah terpengaruh
13. Mudah resah atau merasa takut
14. Ribut/ramai atau promosi diri
15. Susah dipercaya

Tipe C
1. Berbakat
2. Analisis atau hati-hati
3. Perfeksionis
4. Teoritis
5. Loyal
6. Rapi dan apik
7. Idealis
8. Peka/sensitif atau perasa
9. Berkorban
10. Tidak percaya diri
11. Bersikap negatif
12. Disiplin tinggi
13. Kritis
14. Susah berubah
15. Pendendam

Tipe O
1. Berani dan mantap
2. Independen
3. Produktif
4. Tegas
5. Orientasi target
6. Optimistik
7. Praktis
8. Berani mengambil keputusan
9. Percaya diri
10. Senang memimpin
11. Kurang peka
12. Kurang pertimbangan
13. Tidak suka diatur
14. Kasar
15. Susah menghargai

Tipe N
1. Tenang, pendiam
2. Fleksibel
3. Baik hati
4. Diplomatis
5. Efisien,teratur
6. Stabil, dipercaya
7. Konservatif
8. Praktis
9. Enggan tampil
10. Humoris dingin
11. Motivasi rendah
12. Kurang bersemangat
13. Menghindari konflik
14. Penonton
15. Egois

Ada 4 kemungkinan perilaku pemimpin:
1. Directive leadership
2. Supportive leadership
3. Achievement-oriented leadership
4. Participative leadership

Mengembangkan kepemimpinan diri secara optimal
Jangan pernah menganggap seorang pemimpin sudah canggih dari sananya. Pemimpin yang baik harus menjadi person in balance(orang yang seimbang). Komponen dalam memimpin ada 3: otot, otak dan hati. Keseimbangan hidup penting yaitu bagaimana keluarga, karir, sosial, fisik, spiritual, mental dan keuangan dapat berjalan dengan seimbang. Yang terjadi pada kenyataannya adalah out of balance, jika keuangan hancur maka fisik dan mentalitas akan menjadi hancur.

Jangan pernah bermimpi menjadi pemimpin jika belum melewati piramida kepemimpinan. Setiap orang adalah seorang pemimpin, pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebelum kita bisa memimpin diri kita sendiri, kita tidak akan bisa memipin orang lain. Kemampuan memimpin diri sendiri, mempercepat diri kita untuk bisa memimpin orang lain. Contohnya: kalau kita merokok, tidak akan efektif untuk melarang orang lain untuk tidak merokok. Kalau kita bisa memimpin diri sendiri kita akan punya kemampuan interpersonal leadership. Sayangnya kebanyakan di gereja, tidak diajarkan personal leadership, tetapi langsung pada team leadership. Memimpin dengan memakai tolak ukur dirinya sendiri.

Pak Novembri mengingatkan agar peserta membangun kebiasaan baru. Kalau peserta pulang dari pelatihan dan tidak ada kebiasaan baru, peserta tidak akan berubah. Berubah atau tidak tergantung dari teman-teman mau belajar atau tidak.

Dalam bagian selanjutnya, Pak Novembri mengajak peserta untuk memenangkan orang lain melalui motivasi.

Bagaimana memenangkan orang lain dengan motivasi?
Berikan apresiasi kepada orang lain dengan formula S.A.Y:
S : Saya mengagumi Anda karena anda seorang …..
A : Alasan saya berkata demikian ialah ……
Y : Yakinlah kalau hal ini Anda pertahankan, maka Anda pasti …….
Peserta lalu diminta mempraktekkannya secara berkelompok dengan teman-teman mereka. Masing-masing peserta memberikan apresiasi kepada temannya didalam kelompok. Cara memberi apresiasi antara lain: 1) pujilah segi positif, kekuatan atau kelebihan teman, 20 sampaikan dengan tulus dan jujur, dan 3) jangan menuntut imbalan.
Setelah simulasi berakhir, peserta diminta membagikan apa yang dirasakan ketika memberi dan menerima apresiasi dalam kelompok.

Di akhir sesi, peserta diminta membuat visi misi pribadi yang akan dicatat oleh fasilitator untuk memotivasi mereka di kemudian hari.

Sesi MBTI oleh Tim Gloria Edukasindo

Untuk membuka sesi ini, Gloria Edukasindo memperkenalkan profil lembaganya. Gloria Edukasindo merupakan salah satu departemen dari Yayasan Gloria. Gloria Edukasindo mewadahi beberapa divisi pendidikan dan pengembangan SDM. Visi Gloria Edukasindo: SDM indonesia yg berkembang. Misi Gloria Edukasindo: membina dan memperlengkapi aset bangsa agar tinggi ilmu dan iman. Fokus pengembangan SDM adalah pendidikan dan organisasi. Divisi Gloria Edukasindo antara lain Gloria People Development Canter, Pelayananan Kemajuan Siswa, TOPSI dan JoSeF. Pimpinan Gloria Edukasindo adalah Eko Cahyono Tjia, Psi, M.M.

Setelah sesi perkenalan selesai, fasilitator dari Gloria Edukasindo menerangkan bahwa MBTI merupakan alat untuk membantu mengukur kecenderungan kita. Dengan MBTI, peserta bisa mengetahui potensinya. MBTI tidak mengukur gangguan emosi maupun daya intelegensi. Akan tetapi mengukur kecenderungan tetapi bukan perilaku, karena kecenderungan dibawa dari lahir.
Ada 4 demensi kecenderungan dan kombinasi 4 dimensi (16 tipe).

Kecenderungan 1 memusatkan energi dan hubungan: extrovert, introvert.

Extrovert : lbh melihat disekitarnya, bertindak sebelum berpikir, mendapat energi dengan perjumpaan dengan orang lain, suka ikut kegiatan, meluapkan emosi ketika muncul, suka bergurau, persahabatan sebentar, minat dan wawasan luas, pemahaman dangkal.

Introvert : melihat diri, berpikir sebelum bertindak, mendapat energi dengan keheningan, tempat tenang, menyimpan perasaan, menahan diri, punya sedikit teman, wawasan lebih mendalam, tampak menarik.

Kecenderungan II dalam mengolah informasi : terperinci (sensing), pemimpi (intuition)
Sensing: berlaku pada info dr panca inra serta penerapan praktis. Menyukai kegiatan biasa dan terbukti, suka prosedur yg baku, belajar secara stabil dan sabar, mengamati secara detail, memulai pada bagian spesifik, suka merancang, harus segera melakukan sesuatu dan menikmati apa yang dilakukan.

Intuition: mengubah dgn melakukan hal baru, mempelajari hal baru, suka perubahan dan variasi, bermain secara tidak teratur, melihat secara umum/ keseluruhan, melihat secara umum, suka hal konseptual, dan berorientasi pd masa depan.

Kecenderungan III: pikiran (thinking), perasaan (feeling)

Pikiran (T): mendasarkan pada hal obyektif, memutuskan dengan otak, mendasarkan logika, menganalisis rencana scr alami, memperjuangkan keadilan, lebih kritis dan obyektif, menghargai kehidupan, menanggapi berdasar kondisi umum

Perasaan (F): berdasarkan nilai-nilai, mendasarkan pd perasaan, suka memahami, memperjuangkan keharmonisan, personal dan menghargai, melibatkan diri dengan kehidupan, tanggapan berdasar situasi dan kondisi.

Kecenderungan IV: teratur (J), spontan (P)

Teratur (J): gaya hidup teratur, suka hal dgn struktur jelas, senang mengandalkan dan mengatur hidup, sesuai rencana, terdukung jadwal dan batas yang jelas, nyaman dengan kepastian akhir, memenuhi batas waktu dengan perencanaan lebih awal,

Spontan (P): fleksibel, perubahan, dpt menikmati hidup, tidak terduga, terdukung keleluasaan, nyaman bila tidak ada batasan dan menikmati keadaan, memenuhi batas waktu secara tergesa-gesa,

Dalam melihat interpretasi dari tes MBTI, dapat diperhatikan bahwa ada hal yang dominan dari sifat seseorang. MBTI digunakan untuk memahami orang, menjelaskan perilaku, melihat kecendurungan yang dikembangkan, coaching conselling (satu persatu).
MBTI jangan digunakan untuk menjustifikasi seseorang, melebeli dan dan menghakimi orang lain. Kekuatan terletak dalam perbedaan, bukan dalam persamaan. (Stephen R. Covey).

Sesi Team Building oleh Tim Gloria Edukasindo
Sesi team building yang difasilitasi oleh Tim Gloria Edukasindo disampaikan lewat permainan dan refleksi. Dalam permainan team building, peserta merasa senang dan tertantang untuk mengeluarkan kemampuan secara pribadi maupun berkelompok. Dengan permainan-permainan yang dilakukan, diharapkan peserta dapat mengembangkan kerjasama dan mengetahui potensi dirinya ketika berada dalam kelompok.

Sesi diakhiri dengan refleksi bersama dan melihat penggalan film Facing the Giant yang telah dipersiapkan oleh Tim Gloria Edukasindo.
Rangkaian pelatihan ini ditutup dengan pembuatan rencana tindak lanjut oleh panitia dan peserta. Diharapkan dengan kegiatan tindak lanjut yang dilakukan peserta, mereka bisa semakin mengembangkan diri di komunitas masing-masing.