Kelas Public Speaking 1
Setiap orang
dituntut mampu berbicara dan menyampaikan pendapat. Namun kenyataanya kemampuan berbicara di depan umum ternyata tidak semudah yang dibayangkan orang.
Berbagai kendala yang dialami antara lain, rasa grogi, tidak percaya diri, tidak
tenang dan berkeringat, tidak tahu apa yang akan dikatakan, penyampaian tidak
sistematis dan monoton.
Mahasiswa yang
notabene sebagai kalangan intelektual ternyata mengalami permasalahan tersebut.
Mereka merasa perlu upgrade diri mereka dengan membangun rasa percaya diri,
melatihan keterampilan berbicara dan mengungkapkan pendapat di depan umum.
Permasalahan
ini dijawab oleh Stube-HEMAT Yogyakarta dengan mengadakan kelas Public Speaking
untuk mahasiswa, yang diadakan selama 4 pertemuan.
Pertemuan
pertama diadakan 15 Februari 2013 dengan trainer Pdt Sundoyo, S.Si., dengan
topik Ayo Hilangkan Grogi, Bangun
Percaya Diri. Enam peserta mahasiswa dan tiga team Stube-HEMAT Yogyakarta
mengikuti kelas ini. Tahap pertama peserta secara acak mendapat giliran tampil
di depan mempromosikan diri mereka dengan alokasi waktu 3 menit. Materi yang
disampaikan adalah perkenalan diri, kelebihannya dan minat.
Berbagai
kejadian unik dan lucu pun terjadi ketika peserta secara spontan tampil di
depan, ada yang kehabisan kata-kata, materi belum selesai namun waktu sudah
habis, kaki dan suara bergetar dan melakukan gerakan badan yang berulang-ulang
dan hanya melihat ke langit-langit ruangan. Namun demikian ada juga peserta
yang tampak terbiasa berbicara di depan audiens.
Tahap kedua
bagi peserta adalah mengambil undian dan melakukan tugas seperti yang
tertulis di kertas undian dan boleh menggunakan media bantu untuk mendukung
penampilan mereka. Beberapa tugasnya antara lain, menjadi narasumber dalam
kampanye tertib lalu lintas, mempromosikan suatu produk, menceritakan tempat
wisata unggulan, memberikan sambutan dalam suatu acara.
Pdt. Sundoyo,
S.Si., memberikan evaluasi kepada peserta, bahwa ada beberapa penyebab grogi,
misalnya jarang atau bahkan tidak pernah berdiri dan bicara di depan umum,
tidak siap menyampaikan pendapat, penyampaian berbeda dengan usia audiens dan
tidak menguasai materi atau topik yang akan disampaikan. Sedangkan masukan yang
diberikan adalah memperbanyak latihan, semakin sering berbicara di depan umum
akan terbiasa menjadi pusat perhatian, dan memperbanyak informasi dengan banyak
membaca.
Frans M
Wohangara, salah satu peserta, mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa mengungkapkan “Setelah ikut saya mendapatkan perubahan tapi masih kurang dalam mengatur kalimat maupun istilah-istilah.”
Kelas Public
Speaking akan dilanjutkan pada 22 Februari 2013 dengan topik “Bagaimana Mengolah dan Menyampaikan Ide dan Pemikiran
secara Sistematis dan Menarik.” Kemudian 15 Maret 2013 dengan topik “Menguasai Jenis-jenis
Acara dan Karakteristiknya.” Dan terakhir 22 Maret 2013 dengan topik “Melatih Kemampuan
Ekspresi dan Dramatisasi dalam Public Speaking.”
Jangan sampai ketinggalan!! (remb)
Komentar
Posting Komentar