Masihkan Kita Berjaya di
Laut?
Dua pertiga luas dari negara Indonesia merupakan
lautan yang memiliki banyak kekayaan didalamnya dan
apabila diolah dengan baik, dapat menjadi modal penting dalam sektor ekonomi. Ekonomi kelautan penting
dipelajari demi tujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat Indonesia
pada umumnya dan masyarakat pesisir pantai khususnya.
Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan
mahasiswa Kristiani, memandang permasalahan ekonomi kelautan penting untuk dipahami mahasiswa. Untuk itu Stube-HEMAT mengadakan Pelatihan Ekonomi Kelautan, yang diadakan pada 12-14 April 2013
di Hotel Adinda Parangtritis dengan Tema “Masihkah Kita Berjaya di Laut?”.
Seperti biasanya, acara diawali dengan Ibadah pembuka. Dalam
Ibadah ini ada yang berbeda, karena ada drama yang menceritakan
tentang seorang nelayan yang melarang anaknya menjadi seperti
dirinya dan menginginkan dia menjadi PNS. Trustha
Rembaka, S.Th, pengantar ibadah mengungkapakan bahwa disadari
atau tidak, Tuhan Yesus memanggil nelayan sebagai muridnya, karena banyak orang tidak menganggap dan
memperhitungkan posisi nelayan. Sekarang kita lihat
tentang potensi kelautan Indonesia. Banyak sekali
tantangan kelautan di Indonesia
seperti pemerintah yang kurang peduli, masalah konservasi kelautan dan
pencemaran, juga nelayan yang susah melaut.
Selanjutnya Bapak Geny Fitriadi Fendy memfasilitasi peserta dengan Pemetaan potensi kelautan Indonesia yang dimulai dengan fenomena bahwa negara kita kurang peduli dengan masalah kelautan. Indonesia adalah negara kepulauan
yang dipisahkan oleh laut. Akan menjadi sangat rugi apabila kita sebagai orang Indonesia tidak mengetahui potensi laut yang dimiliki negara kita. Laut
yang Negara kita miliki ini
memiliki potensi yang besar apabila
dapat kita kelola dengan baik, dan akan menjadi aneh apabila kita mengimpor dari negara lain. Apabila Indonesia memiliki pikiran laut yang hebat, kita akan kembali maju.
Sesi Pendekatan sosial budaya masyarakat kawasan pesisir pantai oleh Anselmus kaba, mengajak
peserta untuk mengenal kembali potensi
kelautan Indonesia,
memetakkan dan menganalisis permasalahan
kelautan Indonesia, serta mengetahui pengolahan Ekonomi Kelautan.
Peserta diajak belajar menghidupkan kelima
indra untuk dapat mengetahui dan merasakan keadaan
lingkungan sekitar.
Bapak Ponijo, Ketua Paguyuban Nelayan
Pantai Kuwaru Bantul mengungkapkan bahwa Pantai Kuwaru dulunya gersang, tetapi karena semangat nelayan pada tahun1992, mereka bisa merubah keadaan seperti
saat ini yang hijau karena ditanami cemara udang. Tetapi pada tahun 1997 banyak pohon yang tidak dapat tumbuh karena
terjadinya pasang air laut, dan mulai tahun 2000 Pantai Kuwaru banyak dikunjungi
wisatawan sampai sekarang, bahkan pada tahun 2009 pengunjung meningkat sampai pendapatan
karena wisatanya mencapai 20 juta per hari.
Potensi dan masalah kelautan Indonesia disampaikan oleh Prof. Sahala Hutabarat yang menjelaskan bahwa NKRI berbentuk kepulauan, maka kita harus kembali ke masa dimana kita adalah negara kepulauan. Tetapi
faktanya pemerintah tidak konsisten sehingga perlu
ditumbuh kembangkan nasionalisme agar dapat menyatukan NKRI
kembali seperti dulu lagi. Prof. Sahala menambahkan
bahwa tujuan Nasional adalah memajukan dan menyejahterakan
bangsa, sementara tujuan pembangunan Milenium
Indonesia adalah memberikan kesadaran akan manfaat konsumsi ikan. Potensi laut
Indonesia terkandung didalam Terumbu Karang, lamun, dan manggrove.
Transportasipun dapat dikembangkan di laut. Hukum, perbankan, birokrasi, dan sinergi dengan
sektor lain sampai saat ini belum
sepenuhnya mendukung. Disini perlu diperhatikan bahwa kelautan dapat
dikembangkan melalui bioteknologi, biofarmasi dan pengembangan wisata bahari.
Sesi Pemetaan Keamanan, Pelanggaran
dan Penegakan Hukum di Wilayah Perairan disampaikan oleh Kompol Sugiarta dari Polisi Perairan dan
Laut DIY. Beliau mengungkapkan bahwa Polairut memiliki tugas menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat dibidang perairan, dengan melakukan penindakan terhadap pelanggaran
dalam radius 100 m dari bibir pantai. Beberapa
contoh penindakan dibidang kelautan seperti pencurian
pasir, pencurian ikan, penindakan terhadap kapal daerah lain masuk ke wilayah
DIY, serta pemboman yang sering dilakukan nelayan
akan merugikan induk ikan dan potensi lain yang ada dilaut.***
Komentar
Posting Komentar